Setelah peta dasar selesai kita siapkan, maka langkah selanjutnya yang harus kita persiapkan adalah membuat peta lereng dan peta kerja kemampuan tanah. Membuat peta lereng dapat dilakukan dengan beberapa sumber data diantaranya dapat menggunakan kontur, titik tinggi, ataupun menggunakan data DEM/SRTM.
Secara teoritis, membuat peta kerja untuk Peta Lereng bersumber dari Peta Topografi. Penarikan batas lereng pada peta dasar / lapang. Batas lereng dibuat dengan mengukur jarak transis kontur pada peta topografi :
C I x 100
d = ----------------------------- x 1000 mm
L x S
D = jarak antara garis kontur
C1 = interval kontur (m)
L = lereng (dalam %)
S = besaran skala (contoh : untuk skala 1 : 5000, maka S = 5000)
Untuk transisi yang padat dihitung selisih antara 5 kontur, sedang yang jarang dihitung selisih antara 2 kontur, contoh : Menghitung jarak transis pada peta topografi skala 1 : 5.000 dan interval kontur 2,5 m. Berdasarkan rumus di atas diperoleh perincian jarak transis setiap kelas lereng pada tabel berikut :
Tabel 2.2. Jarak Transisi Tiap Kelas Lereng
No. | Kelas lereng | Jarak Transis (m) |
1. | 0 – 3 % | > 16,67 |
2. | 3 – 5 % | 10 – 16,67 |
3. | 3 – 8 % | 6,25 – 10 |
4. | 8 – 15 % | 3,3 – 6,25 |
5. | 15 – 25 % | 2,0 – 3,3 |
6. | 25 – 40 % | 1,25 – 2,0 |
7. | > 40 % | < 1,25 |
Adapun cara membuat peta lereng dengan menggunakan data SRTM adalah sebagai berikut:
1. Hidupkan program ArcGIS dari main menu atau dengan cara meng-klik icon ArcMap
2. Setelah program ArcGIS aktif, Add data SRTM yang telah disiapkan, untuk contoh yang kita gunakan menggunakan lokasi 58_14 tiff seperti tampilan berikut ini:
3. Aktifkan ArcToolbox → klik Data Management Tool → Projections and Transpormations → Raster → Project Raster, sehingga akan muncul dialog box Project Raster seperti berikut:
4. Isi Input Raster sesuai lokasi yang telah disiapkan
5. Input coordinate system dengan memilih geographic coordinate system → Spatial Reference Properties → World → WGS 1984.
6. Isi Output Raster Dataset dengan nama file yang akan kita simpan, lalu simpan data tersebut
7. Klik Output Coordinat System hingga muncul Spatial Reference Properties → Select hingga muncul dialog box Browse for coordinate system → pilih geographic coordinate sistem → World→ WGS 1984
8. Jika selesai lalu klim OK.
9. Add data yang sudah di Project Raster, sehingga akan seperti tampilan berikut ini:
10.
10. Aktifkan Tools 3D Analyst → Surface Analysis → Slope hingga muncul dialog box seperti berikut ini:
11. Input Surface akan terisi secara default → Percent → OK
12. Setelah proses maka akan muncul tampilan seperti berikut:
13. Selanjutnya pilih 3D Analyst → Reclassify → akan muncul dialog box reclassify.
14. Klik Classify → akan muncul dialog box classification →
Isi masing-masing
Classes : 8 (sesuai NSPM)
Method : Manual
Break Values : klik % lalu rubah nilai sesuai dengan interval kelas lereng, masukan angka tertinggi dari masing-masing kelas lerengnya.
Lalu klik OK.
15. Setelah muncul hasil Reclass, selanjutnya pilih kembali 3D analys → Convert → Raster to features hingga muncul dialog box Raster to Features. Biarkan isian terisi secara default, lalu simpan file shp kelas lereng pada lokasi yang telah disiapkan di C/Latihan/Pengolahan RSTM/Jawa Barat_Lereng.
16. Maka hasil kelas lereng sudah bisa di munculkan seperti tampilan berikut ini.
17. Selanjutnya lakukan pemotongan pada wilayah kelas lereng sesuai dengan wilayah administrasi yang akan diproses. Add data → klik admin_contoh (administrasi Kab. Bogor)sebagai pemotongnya, seperti tampilan berikut:
18. Klik analysis tools → Extract → Clip, sehingga muncul tampilan seperti berikut ini :
19. Masukan
Input Features : jawa barat_lereng
Clip Features : admin_contoh
Simpan file hasilnya dalam folder latihan
Maka akan muncul hasil seperti tampilan berikut ini:
20. Tahap selanjutnya adalah penghalusan dari masing-masing polygon kelas lereng, dengan cara Smooth Polygon.
21. Bila setelah dilakukan smoothing dirasa masih perlu diperbaiki, maka lakukan generalisasi terhadap polygon kelas lereng dengan melakukan digitasi sesuai dengan kelas lereng di dalam NSPM.
Setelah peta lereng selesai dibuat, siapkan peta kerja dan rencana titik sampel berdasarkan peta lereng yang telah ada. Buat sebaran titik sample yang merata dan mewakili setiap kelas lereng.
Penentuan titik sampel dapat dilakukan dengan cara membuat grid pengamatan titik sample:
→ cetak peta lereng yang telah dilengkapi unsur peta dasar, seperti jalan, sungai, toponimi sesuai dengan skala peta yang sebenarnya
→ buat grid pada peta yang telah di cetak dengan interpal garis masing-masing 5 cm.
→ setelah selesai pembuatan grid tentukan pada tiap-tiap kotak grid satu titik sampel untuk diambil datanya.
→ setelah selesai maka peta kerja ini siap untuk dibawa kelapangan.